Green Design |
-Konsep Arsitektur Ramah Lingkungan-
Sebagai tempat aktivitas setiap keluarga, rumah tinggal adalah tempat yang sangat menyerap penggunaan energi, kedua terbesar setelah industri. Bayangkan, didalamnya manusia beraktivitas selama 16 jam bahkan mungkin lebih, yang didukung dengan penggunaan listrik yang memakan energi cukup besar. Menuju bangunan atau rumah yang ramah lingkungan, artinya kita harus mengukur mengenai dampak pada lingkungan luar serta membantu memperbaiki lingkungan dalam. Aspek yang terkait adalah rancangan arsitektur bangunan, metodologi membangun, material bangunan, efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan air dan life cycle ecological living.
Desain rumah ramah lingkungan merupakan bentuk dukungan terhadap keramahan lingkungan. Yang berarti, haruslah hemat energi, karena eksplorasi terhadap penggunaan energi dapat mengancam kehidupan generasi penerus. Gerakan penghematan energi bisa dilakukan kala kita hendak membangun rumah baru atau merenovasi rumah. Apa sajakah itu?
Efisiensi Pencahayaan
Manfaatkan semaksimal mungkin cahaya matahari sebagai sumber cahaya di pagi hingga sore hari. Menggunakan cahaya matahari dapat menghemat energi listrik dari lampu yang digunakan di siang hari. Pencahayaan alami bisa diperoleh melalui pencahayaan samping yaitu dari jendela, dan pencahayaan atas yang berasal dari lubang atap. Buatlah desain rumah yang lebih terbuka pada dinding dan atap, agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah secara lebih maksimal. Mengurangi sekat ruangan, menyatukan fungsi ruang, dapat memaksimalkan cahaya yang masuk ke dalam rumah.
Efisiensi Ruang
Menggabungkan lebih dari satu fungsi dalam satu ruangan, adalah pilihan baik, dibanding harus memboroskan ruang. Misalnya meniadakan fungsi ruang tamu, karena kita jarang menerima tamu, atau lebih sering menerima tamu di teras. Buat saja ruang keluarga yang lebih besar, agar bisa nyaman dan maksimal untuk bercengkrama sekaligus menerima tamu yang sudah kenal dekat. Dalam hal ukuran bangunan, lebih besar tidak selalu lebih baik. Karena makin kecil (baca : sederhana) bangunan, akan makin baik control aspek lingkungan terhadap bangunan tersebut.
"Bangunan ramah lingkungan, dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang, dan hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi bersilangan, dan void berimbang."
Pembayangan Ruang Luar, Kulit Bangunan, Ventilasi
Pemilihan bahan dan desain pembayangan, serta bukaan ventilasi yang baik, mempengaruhi kenyamanan dan energi dalam rumah. Berikan secondary skin pada dinding bagian luar, terlebih jika rumah menghadap ke arah barat. Buat teritisan di atas bukaan, yang fungsinya meredam panas matahari secara langsung ke dalam rumah. Bangunan dirancang dengan teras lebar, ventilasi bersilangan; yaitu membuat bukaan (jendela) pada dua dinding yang berbeda, innercourt serta void berimbang, untuk sirkulasi udara dan cahaya alami ke seluruh ruangan, agar hemat energi.
Atap yang “Dingin”
Pilih bahan penutup atap yang memiliki nilai hambatan hantaran panas cukup besar, dan kemampuan memantulkan panas dengan baik. Penggunaan atap dari bahan tanah atau keramik, sangat baik untuk kenyamanan ruang dalam. Tambahkan pula lembaran aluminium foil yang dipasang di bawah penutup atap. Material styrofoam yang dilapis beton (beton Styrofoam) juga berpotensi membuat dingin ruang dalam. Dinding rumah tetap terasa “dingin” meskipun saat siang hari.
Material Ramah Lingkungan
Gunakan bahan bangunan yang tepat, efisien, dan ramah lingkungan. Pilih produk lokal yang berkualitas, untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi lingkungan, mengurangi pemakaian sumber daya alam tak terbarukan dengan optimalisasi bahan baku alternatif, serta menghemat penggunaan energi secara keseluruhan. Memilih bahan baku lokal atau dari pabrik terdekat berarti menghemat transportasi dan mengurangi karbon emisi dari kendaraan. Tak ada salahnya, memanfaatkan material bekas atau sisa bahan renovasi, misalnya genteng bekas, kayu atau bambu bekas perancah, kusen lama.
Pemanfaatan Lahan Hijau
Elemen vegetasi berpotensi untuk menyejukkan lingkungan dan menurunkan udara panas, serta meredam panas. Semakin banyak pohon yang ditanam, udara makin sejuk dan oksigen yang dihasilkan dapat mencegah pemanasan global. Ciptakan roof garden atau vertical garden, jika halaman tidak memungkinkan. Dinding yang dijalari tanaman rambat membuat suhu udara di luar dan di dalam turun, sekaligus untuk pasokan udara bagi penghuni.
Gaya Hidup Hemat
• Hemat Air. Kurangi kebiasaan berendam di bathtub, mencuci kendaraan dengan air yang mengalir dan terbuang kemana-mana. Ganti bak mandi atau bathtub dengan shower , untuk menghemat air.
• Buat sumur resapan, lubang biopori atau septictank ramah lingkungan yang tidak mencemarkan lingkungan.
• Memakai perangkat elektronik dan rumah tangga yang hemat energi, akan berpengaruh dengan biaya listrik yang dikeluarkan tiap bulan. Pilih yang hemat energi listrik, sehingga memiliki life cost yang ringan untuk operasionalnya. - See more at: http://aplatteroffigs.blogspot.com/2014/03/konsep-rumah-ramah-lingkungan.html#sthash.yYCZqtmE.dpuf
Sebagai tempat aktivitas setiap keluarga, rumah tinggal adalah tempat yang sangat menyerap penggunaan energi, kedua terbesar setelah industri. Bayangkan, didalamnya manusia beraktivitas selama 16 jam bahkan mungkin lebih, yang didukung dengan penggunaan listrik yang memakan energi cukup besar. Menuju bangunan atau rumah yang ramah lingkungan, artinya kita harus mengukur mengenai dampak pada lingkungan luar serta membantu memperbaiki lingkungan dalam. Aspek yang terkait adalah rancangan arsitektur bangunan, metodologi membangun, material bangunan, efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan air dan life cycle ecological living.
Desain rumah ramah lingkungan merupakan bentuk dukungan terhadap keramahan lingkungan. Yang berarti, haruslah hemat energi, karena eksplorasi terhadap penggunaan energi dapat mengancam kehidupan generasi penerus. Gerakan penghematan energi bisa dilakukan kala kita hendak membangun rumah baru atau merenovasi rumah. Apa sajakah itu?
Efisiensi Pencahayaan
Manfaatkan semaksimal mungkin cahaya matahari sebagai sumber cahaya di pagi hingga sore hari. Menggunakan cahaya matahari dapat menghemat energi listrik dari lampu yang digunakan di siang hari. Pencahayaan alami bisa diperoleh melalui pencahayaan samping yaitu dari jendela, dan pencahayaan atas yang berasal dari lubang atap. Buatlah desain rumah yang lebih terbuka pada dinding dan atap, agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah secara lebih maksimal. Mengurangi sekat ruangan, menyatukan fungsi ruang, dapat memaksimalkan cahaya yang masuk ke dalam rumah.
Efisiensi Ruang
Menggabungkan lebih dari satu fungsi dalam satu ruangan, adalah pilihan baik, dibanding harus memboroskan ruang. Misalnya meniadakan fungsi ruang tamu, karena kita jarang menerima tamu, atau lebih sering menerima tamu di teras. Buat saja ruang keluarga yang lebih besar, agar bisa nyaman dan maksimal untuk bercengkrama sekaligus menerima tamu yang sudah kenal dekat. Dalam hal ukuran bangunan, lebih besar tidak selalu lebih baik. Karena makin kecil (baca : sederhana) bangunan, akan makin baik control aspek lingkungan terhadap bangunan tersebut.
"Bangunan ramah lingkungan, dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang, dan hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi bersilangan, dan void berimbang."
Pembayangan Ruang Luar, Kulit Bangunan, Ventilasi
Pemilihan bahan dan desain pembayangan, serta bukaan ventilasi yang baik, mempengaruhi kenyamanan dan energi dalam rumah. Berikan secondary skin pada dinding bagian luar, terlebih jika rumah menghadap ke arah barat. Buat teritisan di atas bukaan, yang fungsinya meredam panas matahari secara langsung ke dalam rumah. Bangunan dirancang dengan teras lebar, ventilasi bersilangan; yaitu membuat bukaan (jendela) pada dua dinding yang berbeda, innercourt serta void berimbang, untuk sirkulasi udara dan cahaya alami ke seluruh ruangan, agar hemat energi.
Atap yang “Dingin”
Pilih bahan penutup atap yang memiliki nilai hambatan hantaran panas cukup besar, dan kemampuan memantulkan panas dengan baik. Penggunaan atap dari bahan tanah atau keramik, sangat baik untuk kenyamanan ruang dalam. Tambahkan pula lembaran aluminium foil yang dipasang di bawah penutup atap. Material styrofoam yang dilapis beton (beton Styrofoam) juga berpotensi membuat dingin ruang dalam. Dinding rumah tetap terasa “dingin” meskipun saat siang hari.
Material Ramah Lingkungan
Gunakan bahan bangunan yang tepat, efisien, dan ramah lingkungan. Pilih produk lokal yang berkualitas, untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi lingkungan, mengurangi pemakaian sumber daya alam tak terbarukan dengan optimalisasi bahan baku alternatif, serta menghemat penggunaan energi secara keseluruhan. Memilih bahan baku lokal atau dari pabrik terdekat berarti menghemat transportasi dan mengurangi karbon emisi dari kendaraan. Tak ada salahnya, memanfaatkan material bekas atau sisa bahan renovasi, misalnya genteng bekas, kayu atau bambu bekas perancah, kusen lama.
Pemanfaatan Lahan Hijau
Elemen vegetasi berpotensi untuk menyejukkan lingkungan dan menurunkan udara panas, serta meredam panas. Semakin banyak pohon yang ditanam, udara makin sejuk dan oksigen yang dihasilkan dapat mencegah pemanasan global. Ciptakan roof garden atau vertical garden, jika halaman tidak memungkinkan. Dinding yang dijalari tanaman rambat membuat suhu udara di luar dan di dalam turun, sekaligus untuk pasokan udara bagi penghuni.
Gaya Hidup Hemat
• Hemat Air. Kurangi kebiasaan berendam di bathtub, mencuci kendaraan dengan air yang mengalir dan terbuang kemana-mana. Ganti bak mandi atau bathtub dengan shower , untuk menghemat air.
• Buat sumur resapan, lubang biopori atau septictank ramah lingkungan yang tidak mencemarkan lingkungan.
• Memakai perangkat elektronik dan rumah tangga yang hemat energi, akan berpengaruh dengan biaya listrik yang dikeluarkan tiap bulan. Pilih yang hemat energi listrik, sehingga memiliki life cost yang ringan untuk operasionalnya. - See more at: http://aplatteroffigs.blogspot.com/2014/03/konsep-rumah-ramah-lingkungan.html#sthash.yYCZqtmE.dpuf
Sebagai tempat aktivitas setiap keluarga, rumah tinggal adalah tempat yang sangat menyerap penggunaan energi, kedua terbesar setelah industri. Bayangkan, didalamnya manusia beraktivitas selama 16 jam bahkan mungkin lebih, yang didukung dengan penggunaan listrik yang memakan energi cukup besar. Menuju bangunan atau rumah yang ramah lingkungan, artinya kita harus mengukur mengenai dampak pada lingkungan luar serta membantu memperbaiki lingkungan dalam. Aspek yang terkait adalah rancangan arsitektur bangunan, metodologi membangun, material bangunan, efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan air dan life cycle ecological living.
Desain rumah ramah lingkungan merupakan bentuk dukungan terhadap keramahan lingkungan. Yang berarti, haruslah hemat energi, karena eksplorasi terhadap penggunaan energi dapat mengancam kehidupan generasi penerus. Gerakan penghematan energi bisa dilakukan kala kita hendak membangun rumah baru atau merenovasi rumah. Apa sajakah itu?
Efisiensi Pencahayaan
Manfaatkan semaksimal mungkin cahaya matahari sebagai sumber cahaya di pagi hingga sore hari. Menggunakan cahaya matahari dapat menghemat energi listrik dari lampu yang digunakan di siang hari. Pencahayaan alami bisa diperoleh melalui pencahayaan samping yaitu dari jendela, dan pencahayaan atas yang berasal dari lubang atap. Buatlah desain rumah yang lebih terbuka pada dinding dan atap, agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah secara lebih maksimal. Mengurangi sekat ruangan, menyatukan fungsi ruang, dapat memaksimalkan cahaya yang masuk ke dalam rumah.
Efisiensi Ruang
Menggabungkan lebih dari satu fungsi dalam satu ruangan, adalah pilihan baik, dibanding harus memboroskan ruang. Misalnya meniadakan fungsi ruang tamu, karena kita jarang menerima tamu, atau lebih sering menerima tamu di teras. Buat saja ruang keluarga yang lebih besar, agar bisa nyaman dan maksimal untuk bercengkrama sekaligus menerima tamu yang sudah kenal dekat. Dalam hal ukuran bangunan, lebih besar tidak selalu lebih baik. Karena makin kecil (baca : sederhana) bangunan, akan makin baik control aspek lingkungan terhadap bangunan tersebut.
"Bangunan ramah lingkungan, dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang, dan hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi bersilangan, dan void berimbang."
Pembayangan Ruang Luar, Kulit Bangunan, Ventilasi
Pemilihan bahan dan desain pembayangan, serta bukaan ventilasi yang baik, mempengaruhi kenyamanan dan energi dalam rumah. Berikan secondary skin pada dinding bagian luar, terlebih jika rumah menghadap ke arah barat. Buat teritisan di atas bukaan, yang fungsinya meredam panas matahari secara langsung ke dalam rumah. Bangunan dirancang dengan teras lebar, ventilasi bersilangan; yaitu membuat bukaan (jendela) pada dua dinding yang berbeda, innercourt serta void berimbang, untuk sirkulasi udara dan cahaya alami ke seluruh ruangan, agar hemat energi.
Atap yang “Dingin”
Pilih bahan penutup atap yang memiliki nilai hambatan hantaran panas cukup besar, dan kemampuan memantulkan panas dengan baik. Penggunaan atap dari bahan tanah atau keramik, sangat baik untuk kenyamanan ruang dalam. Tambahkan pula lembaran aluminium foil yang dipasang di bawah penutup atap. Material styrofoam yang dilapis beton (beton Styrofoam) juga berpotensi membuat dingin ruang dalam. Dinding rumah tetap terasa “dingin” meskipun saat siang hari.
Material Ramah Lingkungan
Gunakan bahan bangunan yang tepat, efisien, dan ramah lingkungan. Pilih produk lokal yang berkualitas, untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi lingkungan, mengurangi pemakaian sumber daya alam tak terbarukan dengan optimalisasi bahan baku alternatif, serta menghemat penggunaan energi secara keseluruhan. Memilih bahan baku lokal atau dari pabrik terdekat berarti menghemat transportasi dan mengurangi karbon emisi dari kendaraan. Tak ada salahnya, memanfaatkan material bekas atau sisa bahan renovasi, misalnya genteng bekas, kayu atau bambu bekas perancah, kusen lama.
Pemanfaatan Lahan Hijau
Elemen vegetasi berpotensi untuk menyejukkan lingkungan dan menurunkan udara panas, serta meredam panas. Semakin banyak pohon yang ditanam, udara makin sejuk dan oksigen yang dihasilkan dapat mencegah pemanasan global. Ciptakan roof garden atau vertical garden, jika halaman tidak memungkinkan. Dinding yang dijalari tanaman rambat membuat suhu udara di luar dan di dalam turun, sekaligus untuk pasokan udara bagi penghuni.
Gaya Hidup Hemat
• Hemat Air. Kurangi kebiasaan berendam di bathtub, mencuci kendaraan dengan air yang mengalir dan terbuang kemana-mana. Ganti bak mandi atau bathtub dengan shower , untuk menghemat air.
• Buat sumur resapan, lubang biopori atau septictank ramah lingkungan yang tidak mencemarkan lingkungan.
• Memakai perangkat elektronik dan rumah tangga yang hemat energi, akan berpengaruh dengan biaya listrik yang dikeluarkan tiap bulan. Pilih yang hemat energi listrik, sehingga memiliki life cost yang ringan untuk operasionalnya. - See more at: http://aplatteroffigs.blogspot.com/2014/03/konsep-rumah-ramah-lingkungan.html#sthash.yYCZqtmE.dpuf
Sebagai tempat aktivitas setiap keluarga, rumah tinggal adalah tempat yang sangat menyerap penggunaan energi, kedua terbesar setelah industri. Bayangkan, didalamnya manusia beraktivitas selama 16 jam bahkan mungkin lebih, yang didukung dengan penggunaan listrik yang memakan energi cukup besar. Menuju bangunan atau rumah yang ramah lingkungan, artinya kita harus mengukur mengenai dampak pada lingkungan luar serta membantu memperbaiki lingkungan dalam. Aspek yang terkait adalah rancangan arsitektur bangunan, metodologi membangun, material bangunan, efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan air dan life cycle ecological living.
Desain rumah ramah lingkungan merupakan bentuk dukungan terhadap keramahan lingkungan. Yang berarti, haruslah hemat energi, karena eksplorasi terhadap penggunaan energi dapat mengancam kehidupan generasi penerus. Gerakan penghematan energi bisa dilakukan kala kita hendak membangun rumah baru atau merenovasi rumah. Apa sajakah itu?
Efisiensi Pencahayaan
Manfaatkan semaksimal mungkin cahaya matahari sebagai sumber cahaya di pagi hingga sore hari. Menggunakan cahaya matahari dapat menghemat energi listrik dari lampu yang digunakan di siang hari. Pencahayaan alami bisa diperoleh melalui pencahayaan samping yaitu dari jendela, dan pencahayaan atas yang berasal dari lubang atap. Buatlah desain rumah yang lebih terbuka pada dinding dan atap, agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah secara lebih maksimal. Mengurangi sekat ruangan, menyatukan fungsi ruang, dapat memaksimalkan cahaya yang masuk ke dalam rumah.
Efisiensi Ruang
Menggabungkan lebih dari satu fungsi dalam satu ruangan, adalah pilihan baik, dibanding harus memboroskan ruang. Misalnya meniadakan fungsi ruang tamu, karena kita jarang menerima tamu, atau lebih sering menerima tamu di teras. Buat saja ruang keluarga yang lebih besar, agar bisa nyaman dan maksimal untuk bercengkrama sekaligus menerima tamu yang sudah kenal dekat. Dalam hal ukuran bangunan, lebih besar tidak selalu lebih baik. Karena makin kecil (baca : sederhana) bangunan, akan makin baik control aspek lingkungan terhadap bangunan tersebut.
"Bangunan ramah lingkungan, dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang, dan hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi bersilangan, dan void berimbang."
Pembayangan Ruang Luar, Kulit Bangunan, Ventilasi
Pemilihan bahan dan desain pembayangan, serta bukaan ventilasi yang baik, mempengaruhi kenyamanan dan energi dalam rumah. Berikan secondary skin pada dinding bagian luar, terlebih jika rumah menghadap ke arah barat. Buat teritisan di atas bukaan, yang fungsinya meredam panas matahari secara langsung ke dalam rumah. Bangunan dirancang dengan teras lebar, ventilasi bersilangan; yaitu membuat bukaan (jendela) pada dua dinding yang berbeda, innercourt serta void berimbang, untuk sirkulasi udara dan cahaya alami ke seluruh ruangan, agar hemat energi.
Atap yang “Dingin”
Pilih bahan penutup atap yang memiliki nilai hambatan hantaran panas cukup besar, dan kemampuan memantulkan panas dengan baik. Penggunaan atap dari bahan tanah atau keramik, sangat baik untuk kenyamanan ruang dalam. Tambahkan pula lembaran aluminium foil yang dipasang di bawah penutup atap. Material styrofoam yang dilapis beton (beton Styrofoam) juga berpotensi membuat dingin ruang dalam. Dinding rumah tetap terasa “dingin” meskipun saat siang hari.
Material Ramah Lingkungan
Gunakan bahan bangunan yang tepat, efisien, dan ramah lingkungan. Pilih produk lokal yang berkualitas, untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi lingkungan, mengurangi pemakaian sumber daya alam tak terbarukan dengan optimalisasi bahan baku alternatif, serta menghemat penggunaan energi secara keseluruhan. Memilih bahan baku lokal atau dari pabrik terdekat berarti menghemat transportasi dan mengurangi karbon emisi dari kendaraan. Tak ada salahnya, memanfaatkan material bekas atau sisa bahan renovasi, misalnya genteng bekas, kayu atau bambu bekas perancah, kusen lama.
Pemanfaatan Lahan Hijau
Elemen vegetasi berpotensi untuk menyejukkan lingkungan dan menurunkan udara panas, serta meredam panas. Semakin banyak pohon yang ditanam, udara makin sejuk dan oksigen yang dihasilkan dapat mencegah pemanasan global. Ciptakan roof garden atau vertical garden, jika halaman tidak memungkinkan. Dinding yang dijalari tanaman rambat membuat suhu udara di luar dan di dalam turun, sekaligus untuk pasokan udara bagi penghuni.
Gaya Hidup Hemat
• Hemat Air. Kurangi kebiasaan berendam di bathtub, mencuci kendaraan dengan air yang mengalir dan terbuang kemana-mana. Ganti bak mandi atau bathtub dengan shower , untuk menghemat air.
• Buat sumur resapan, lubang biopori atau septictank ramah lingkungan yang tidak mencemarkan lingkungan.
• Memakai perangkat elektronik dan rumah tangga yang hemat energi, akan berpengaruh dengan biaya listrik yang dikeluarkan tiap bulan. Pilih yang hemat energi listrik, sehingga memiliki life cost yang ringan untuk operasionalnya.
Contoh :
Menerapkan dinding dua lapis dengan penutup tanaman.
Desain rumah karya mahasiswa ITB Bandung ini mengedepankan dua hal utama: penggunaan material yang sustainable dan rancangan bangunan yang memaksimalkan energi serta sumber daya alami. Penghematan energi diterapkan dengan mengoptimalkan bukaan untuk menghindari penggunaan lampu pada siang hari. Bukaan-bukaan juga menciptakan sirkulasi udara alami yang mampu menjaga kenyamanan termal di dalam bangunan.Pertimbangan penggunaan lahan pada lantai dasar diminimalisasi agar memberi area lebih luas untuk resapan air. Aplikasinya, tepi bangunan dan area carport diperkeras dengan menggunakan grass block yang masih memungkinkan penyerapan air. Total luas lahan yang terpakai sebesar 84,5 m2 (13 m x 6,5 m). Area lantai dasar dirancang agar memberikan ruang untuk publik dan area bermain anak yang luas.
Secondary skin dan lubang udara
Merujuk pada konsepnya, fasad bangunan diberi lapisan kedua (secondary skin) berupa taman vertikal dua lapis (double layer) yang disusun memakai material bambu. Perannya untuk menggantikan area hijau yang diperkeras pada lantai dasar. Secara fungsional susunan tanaman juga mampu menyaring cahaya matahari dan menyuplai oksigen sehingga menambah suasana sejuk di dalam ruangan.
Bagian dinding dan lantai eksterior dihadirkan hanya menggunakan plester beton. Di samping untuk meminimalkan biaya juga memberikan kesan yang lebih alami pada bangunan.
Pengolahan bagian atap rumah juga diperhatikan agar tetap dapat mengalirkan udara. Ditempatkan lubang udara di sepanjang dinding bawah atap. Fungsinya agar udara panas yang terkumpul di bagian atas bangunan bisa keluar dan tergantikan dengan masuknya udara dari luar yang lebih dingin.
Sementara untuk menambah masuknya cahaya alami ke dalam bangunan, sebagian atap didesain berupa skylight dari material kaca bening. Di bawah kaca dipasang kisi-kisi dari bambu untuk menyaring cahaya matahari berlebihan yang masuk ke dalam ruang pada siang hari.
Tiga lantai
Dilihat dari tampak depannya desain rumah ini seperti bangunan dua lantai. Tetapi sebetulnya bangunan dibagi dalam tiga lantai. Diciptakan sedikit permainan ketinggian plafon di lantai dua sehingga membentuk massa bangunan yang agak terpisah.
Lantai satu diisi dapur, ruang makan, gudang di bawah tangga, toilet serta area servis yang semi terbuka. Lantai dua memuat ruang keluarga dan kamar tidur utama yang dilengkapi dengan kamar mandi. Sedangkan lantai tiga dibagi untuk dua kamar tidur anak berjajar dan kamar mandi.
Sebagai tempat aktivitas setiap keluarga, rumah tinggal adalah tempat yang sangat menyerap penggunaan energi, kedua terbesar setelah industri. Bayangkan, didalamnya manusia beraktivitas selama 16 jam bahkan mungkin lebih, yang didukung dengan penggunaan listrik yang memakan energi cukup besar. Menuju bangunan atau rumah yang ramah lingkungan, artinya kita harus mengukur mengenai dampak pada lingkungan luar serta membantu memperbaiki lingkungan dalam. Aspek yang terkait adalah rancangan arsitektur bangunan, metodologi membangun, material bangunan, efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan air dan life cycle ecological living.
Desain rumah ramah lingkungan merupakan bentuk dukungan terhadap keramahan lingkungan. Yang berarti, haruslah hemat energi, karena eksplorasi terhadap penggunaan energi dapat mengancam kehidupan generasi penerus. Gerakan penghematan energi bisa dilakukan kala kita hendak membangun rumah baru atau merenovasi rumah. Apa sajakah itu?
Efisiensi Pencahayaan
Manfaatkan semaksimal mungkin cahaya matahari sebagai sumber cahaya di pagi hingga sore hari. Menggunakan cahaya matahari dapat menghemat energi listrik dari lampu yang digunakan di siang hari. Pencahayaan alami bisa diperoleh melalui pencahayaan samping yaitu dari jendela, dan pencahayaan atas yang berasal dari lubang atap. Buatlah desain rumah yang lebih terbuka pada dinding dan atap, agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah secara lebih maksimal. Mengurangi sekat ruangan, menyatukan fungsi ruang, dapat memaksimalkan cahaya yang masuk ke dalam rumah.
Efisiensi Ruang
Menggabungkan lebih dari satu fungsi dalam satu ruangan, adalah pilihan baik, dibanding harus memboroskan ruang. Misalnya meniadakan fungsi ruang tamu, karena kita jarang menerima tamu, atau lebih sering menerima tamu di teras. Buat saja ruang keluarga yang lebih besar, agar bisa nyaman dan maksimal untuk bercengkrama sekaligus menerima tamu yang sudah kenal dekat. Dalam hal ukuran bangunan, lebih besar tidak selalu lebih baik. Karena makin kecil (baca : sederhana) bangunan, akan makin baik control aspek lingkungan terhadap bangunan tersebut.
"Bangunan ramah lingkungan, dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang, dan hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi bersilangan, dan void berimbang."
Pembayangan Ruang Luar, Kulit Bangunan, Ventilasi
Pemilihan bahan dan desain pembayangan, serta bukaan ventilasi yang baik, mempengaruhi kenyamanan dan energi dalam rumah. Berikan secondary skin pada dinding bagian luar, terlebih jika rumah menghadap ke arah barat. Buat teritisan di atas bukaan, yang fungsinya meredam panas matahari secara langsung ke dalam rumah. Bangunan dirancang dengan teras lebar, ventilasi bersilangan; yaitu membuat bukaan (jendela) pada dua dinding yang berbeda, innercourt serta void berimbang, untuk sirkulasi udara dan cahaya alami ke seluruh ruangan, agar hemat energi.
Atap yang “Dingin”
Pilih bahan penutup atap yang memiliki nilai hambatan hantaran panas cukup besar, dan kemampuan memantulkan panas dengan baik. Penggunaan atap dari bahan tanah atau keramik, sangat baik untuk kenyamanan ruang dalam. Tambahkan pula lembaran aluminium foil yang dipasang di bawah penutup atap. Material styrofoam yang dilapis beton (beton Styrofoam) juga berpotensi membuat dingin ruang dalam. Dinding rumah tetap terasa “dingin” meskipun saat siang hari.
Material Ramah Lingkungan
Gunakan bahan bangunan yang tepat, efisien, dan ramah lingkungan. Pilih produk lokal yang berkualitas, untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi lingkungan, mengurangi pemakaian sumber daya alam tak terbarukan dengan optimalisasi bahan baku alternatif, serta menghemat penggunaan energi secara keseluruhan. Memilih bahan baku lokal atau dari pabrik terdekat berarti menghemat transportasi dan mengurangi karbon emisi dari kendaraan. Tak ada salahnya, memanfaatkan material bekas atau sisa bahan renovasi, misalnya genteng bekas, kayu atau bambu bekas perancah, kusen lama.
Pemanfaatan Lahan Hijau
Elemen vegetasi berpotensi untuk menyejukkan lingkungan dan menurunkan udara panas, serta meredam panas. Semakin banyak pohon yang ditanam, udara makin sejuk dan oksigen yang dihasilkan dapat mencegah pemanasan global. Ciptakan roof garden atau vertical garden, jika halaman tidak memungkinkan. Dinding yang dijalari tanaman rambat membuat suhu udara di luar dan di dalam turun, sekaligus untuk pasokan udara bagi penghuni.
Gaya Hidup Hemat
• Hemat Air. Kurangi kebiasaan berendam di bathtub, mencuci kendaraan dengan air yang mengalir dan terbuang kemana-mana. Ganti bak mandi atau bathtub dengan shower , untuk menghemat air.
• Buat sumur resapan, lubang biopori atau septictank ramah lingkungan yang tidak mencemarkan lingkungan.
• Memakai perangkat elektronik dan rumah tangga yang hemat energi, akan berpengaruh dengan biaya listrik yang dikeluarkan tiap bulan. Pilih yang hemat energi listrik, sehingga memiliki life cost yang ringan untuk operasionalnya. - See more at: http://aplatteroffigs.blogspot.com/2014/03/konsep-rumah-ramah-lingkungan.html#sthash.yYCZqtmE.dpuf
Sebagai tempat aktivitas setiap keluarga, rumah tinggal adalah tempat yang sangat menyerap penggunaan energi, kedua terbesar setelah industri. Bayangkan, didalamnya manusia beraktivitas selama 16 jam bahkan mungkin lebih, yang didukung dengan penggunaan listrik yang memakan energi cukup besar. Menuju bangunan atau rumah yang ramah lingkungan, artinya kita harus mengukur mengenai dampak pada lingkungan luar serta membantu memperbaiki lingkungan dalam. Aspek yang terkait adalah rancangan arsitektur bangunan, metodologi membangun, material bangunan, efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan air dan life cycle ecological living.
Desain rumah ramah lingkungan merupakan bentuk dukungan terhadap keramahan lingkungan. Yang berarti, haruslah hemat energi, karena eksplorasi terhadap penggunaan energi dapat mengancam kehidupan generasi penerus. Gerakan penghematan energi bisa dilakukan kala kita hendak membangun rumah baru atau merenovasi rumah. Apa sajakah itu?
Efisiensi Pencahayaan
Manfaatkan semaksimal mungkin cahaya matahari sebagai sumber cahaya di pagi hingga sore hari. Menggunakan cahaya matahari dapat menghemat energi listrik dari lampu yang digunakan di siang hari. Pencahayaan alami bisa diperoleh melalui pencahayaan samping yaitu dari jendela, dan pencahayaan atas yang berasal dari lubang atap. Buatlah desain rumah yang lebih terbuka pada dinding dan atap, agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah secara lebih maksimal. Mengurangi sekat ruangan, menyatukan fungsi ruang, dapat memaksimalkan cahaya yang masuk ke dalam rumah.
Efisiensi Ruang
Menggabungkan lebih dari satu fungsi dalam satu ruangan, adalah pilihan baik, dibanding harus memboroskan ruang. Misalnya meniadakan fungsi ruang tamu, karena kita jarang menerima tamu, atau lebih sering menerima tamu di teras. Buat saja ruang keluarga yang lebih besar, agar bisa nyaman dan maksimal untuk bercengkrama sekaligus menerima tamu yang sudah kenal dekat. Dalam hal ukuran bangunan, lebih besar tidak selalu lebih baik. Karena makin kecil (baca : sederhana) bangunan, akan makin baik control aspek lingkungan terhadap bangunan tersebut.
"Bangunan ramah lingkungan, dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang, dan hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi bersilangan, dan void berimbang."
Pembayangan Ruang Luar, Kulit Bangunan, Ventilasi
Pemilihan bahan dan desain pembayangan, serta bukaan ventilasi yang baik, mempengaruhi kenyamanan dan energi dalam rumah. Berikan secondary skin pada dinding bagian luar, terlebih jika rumah menghadap ke arah barat. Buat teritisan di atas bukaan, yang fungsinya meredam panas matahari secara langsung ke dalam rumah. Bangunan dirancang dengan teras lebar, ventilasi bersilangan; yaitu membuat bukaan (jendela) pada dua dinding yang berbeda, innercourt serta void berimbang, untuk sirkulasi udara dan cahaya alami ke seluruh ruangan, agar hemat energi.
Atap yang “Dingin”
Pilih bahan penutup atap yang memiliki nilai hambatan hantaran panas cukup besar, dan kemampuan memantulkan panas dengan baik. Penggunaan atap dari bahan tanah atau keramik, sangat baik untuk kenyamanan ruang dalam. Tambahkan pula lembaran aluminium foil yang dipasang di bawah penutup atap. Material styrofoam yang dilapis beton (beton Styrofoam) juga berpotensi membuat dingin ruang dalam. Dinding rumah tetap terasa “dingin” meskipun saat siang hari.
Material Ramah Lingkungan
Gunakan bahan bangunan yang tepat, efisien, dan ramah lingkungan. Pilih produk lokal yang berkualitas, untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi lingkungan, mengurangi pemakaian sumber daya alam tak terbarukan dengan optimalisasi bahan baku alternatif, serta menghemat penggunaan energi secara keseluruhan. Memilih bahan baku lokal atau dari pabrik terdekat berarti menghemat transportasi dan mengurangi karbon emisi dari kendaraan. Tak ada salahnya, memanfaatkan material bekas atau sisa bahan renovasi, misalnya genteng bekas, kayu atau bambu bekas perancah, kusen lama.
Pemanfaatan Lahan Hijau
Elemen vegetasi berpotensi untuk menyejukkan lingkungan dan menurunkan udara panas, serta meredam panas. Semakin banyak pohon yang ditanam, udara makin sejuk dan oksigen yang dihasilkan dapat mencegah pemanasan global. Ciptakan roof garden atau vertical garden, jika halaman tidak memungkinkan. Dinding yang dijalari tanaman rambat membuat suhu udara di luar dan di dalam turun, sekaligus untuk pasokan udara bagi penghuni.
Gaya Hidup Hemat
• Hemat Air. Kurangi kebiasaan berendam di bathtub, mencuci kendaraan dengan air yang mengalir dan terbuang kemana-mana. Ganti bak mandi atau bathtub dengan shower , untuk menghemat air.
• Buat sumur resapan, lubang biopori atau septictank ramah lingkungan yang tidak mencemarkan lingkungan.
• Memakai perangkat elektronik dan rumah tangga yang hemat energi, akan berpengaruh dengan biaya listrik yang dikeluarkan tiap bulan. Pilih yang hemat energi listrik, sehingga memiliki life cost yang ringan untuk operasionalnya. - See more at: http://aplatteroffigs.blogspot.com/2014/03/konsep-rumah-ramah-lingkungan.html#sthash.yYCZqtmE.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar